Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) STKIP PGRI Pacitan menyelenggarakan Workshop Menulis Kreatif dengan tajuk Membangkitkan Literasi Pemuda Melalui Sastra dan Budaya. Acara yang diikuti oleh puluhan peserta ini bertempat di aula, Minggu (29/10/2023).
Ketua STKIP PGRI Pacitan, Dr. Mukodi, M.S.I., saat sambutan pembukaan menyampaikan terima kasih kepada narasumber dari STKIP PGRI Ponorogo, Dr. Sutejo, M.Hum. dan Socio Cultura Indonesia (SCI) yang telah bekerja sama dengan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kegiatan yang menarik ini.
“Terima kasih kepada Dr. Sutejo, yang berkenan rawuh dan berbagi ilmu, menularkan virus baik kepada mahasiswa, terima kasih kepada SCI yang dipimpin oleh Dr. Agoes Hendriyanto, dan semua yang terlibat dalam kegiatan yang bermakna ini,” ungkap Ketua.
Dr. Sutejo, M.Hum. menuturkan ada beberapa tips yang perlu dikuasai untuk menulis kreatif khususnya dalam menulis Cerita Pendek (Cerpen). Mulai dari membuat narasi hingga mengenalkan karakter tokoh yang kuat.
“Menulis ada rumusnya, yakni KM (Kemahiran Menulis) sama dengan L kali N di mana L adalah Latihan dan N adalah jumlah L yang tidak terhitung. Sedangkan membuat peristiwa cerita dapat dengan metode Niteni, Nirokne, Nambahi atau dalam bahasa Indonesia dikenal Amati, Tiru, Modifikasi (ATM),” ujarnya.
Selain itu, penulis yang telah memiliki 38 judul buku ini menyampaikan cara sederhana yang bisa digunakan untuk menulis puisi dengan memasangkan kata dan mengupayakan pembuatan judul yang simbolik.
“Berpikir dengan kekuatan kata, yang mana kata-kata tersebut bertenaga, estetik dan punya makna yang dalam,” tandasnya.
Sahrul Khoirudin, salah satu peserta menanyakan terkait apa yang menjadi perbedaan karya cerpen dan puisi kepada narasumber saat sesi tanya jawab berlangsung.
“Bahasa yang digunakan dalam puisi itu multitafsir, selain itu dalam puisi juga mengandung rima dan pemilihan diksi antara puisi dan cerpen itu berbeda,” ungkapnya saat menjawab pertanyaan peserta.
Pihaknya berharap, teman-teman mahasiswa bersedia untuk melatih keterampilan menulisnya karena kunci menulis dengan rutin berlatih.
“Menulis bagi saya adalah ibadah. Di dalam menulis kita dilatih untuk berpikir dan merajut pikir,” pesannya.
Workshop Menulis Kreatif ini merupakan rangkaian kegiatan Pesta Literasi dalam rangka peringatan Sumpah Pemuda dan Bulan Bahasa.